*Cerita ini adalah cerita Fiksi. Mohon maaf jika ada kesamaan. Sekali lagi ini cuma cerita fiksi, semacam cerpen.
Cheers, Shasa Sozen.*
Panggil aku Elli!
Hmm, aku duduk di kelas 1 SMA, di sekolah bekas Sekolah khusus Putra, Flayamaris School. Bahkan bisa dibilang, angkatanku angkatan pertama yg menerima putri. Sedikit tentang Flayamaris School, sekolah ini sudah level internasional. Walaupun (bekas) sekolah putra, tapi image sekolah ini sangat bagus. Sudah banyak orang sukses lulusan dari sini.
Begitu juga dengan Ayahku. Dia juga lulusan Flayamaris School.
Saat mengetahui Flayamaris School akhirnya menerima putri, aku langsung didaftarkan di sini.
Dalam 1 angkatan memiliki 4 kelas.
Tapiiiii ..... Karena pendaftar putri sangat sedikit, jadinya kelas yg memiliki putri cuma 1 (kelasku!), X.A, & putrinya cuma berjumlah 10 dari 35 siswa per kelas.
Aku sudah di Flayamaris School selama hampir 1 semester.
Untungnya, siswa - siswi di kelasku bisa dibilang unggulan. Ada ahli eksakta, ahli artistik, ahli olahraga, & segala macam!
Tapi bukan berarti semuanya kutu buku ya.
Putri di sini cukup ditindas, rata - rata memang yg masuk penakut sih ..
Aku --yg menjabat sebagai wakil ketua kelas-- bisa dibilang sebagai "penolong" para putri yg ditindas, melihat fisik & sikapku yg tomboi.
"ELLIIII!!!! Tolong kami, El! Lagi-lagi Rey membuat kami tidak bisa pulang, tidak bisa keluar kelas!" Jerit Farissa, temanku yg paling penakut, diikuti teman - temanku yg lain. Aku cuma bisa menghela nafas. Seperti inilah hari - hariku di Flayamaris School. Sialnya lagi, Rey adalah Ketua Kelas! "Apalagi yg mereka lakukan sekarang?" Tanyaku, dengan lemas. Mata Farissa sudah berkaca - kaca, "Ba... Banyak... Laba-laba, cicak... Bahkan u... U... Ular!"
Aku pun segera ke arah pintu.
Walaupun bete juga karena pada dasarnya aku sudah capek, tapi cowoknya juga kelewatan! Rey & teman - temannya sudah tertawa terpingkal - pingkal.
Aku sudah muak! "Rey!!!! Sudah cukup! Kamu itu ketua kelas, seharusnya kamu membantu kami, bukannya menindas kami!" Seketika itu, tawa Rey & teman - temannya berhenti. Rey pun memandang kami sinis, " Sayangnya, walaupun aku ketua kelas, aku benci cewek. Merengek - rengek seakan - akan bunga mudah layu."
Aku nyerah, Rey memang benci kami dari awal. Saat para putri merengek - rengek, bermanja - manja, & segala macamnya, Rey lah yg pertama kali menunjukkan kebenciannya pada kami.
Aku pun berbalik arah. Sia - sia bicara sama Rey. Mending bersihkan "mainan" yg ada di pintu kelas .... Hey, rupanya betulan cuma mainan karet!
"Hey Elli! Aku punya tantangan untukmu!" Seru Rey.
Aku menatap Rey, "Tantangan apa?" Rey tersenyum licik, "Gini, selama sebulan, aku ingin kamu jadi COWOK. Gimana?" Aku bisa merasakan para putri langsung cemas, aku bisa melihat para putra langsung terkikik - kikik. "Apa maksudnya?"
Rey mendekatiku, "berseragam cowok, sikapmu kayak cowok, prestasimu kayak cowok, perangaimu .... Semuanya kayak cowok! Oh, namamu juga, mana mungkin Elli adalah nama cowok, kan? Bagaimana? Kau bisa?"
Deg!
Aku ... ? Jadi cowok?
Candaan macam apa ini?!
"Eits, tentu saja kau jadi cowok tanpaa pamrih!" Lanjut Rey. "Kalau kamu berhasil, tentu saja kami berhenti menjahili para cengeng itu! Kalau perlu, kamu yg naik menjadi ketua kelas!" Aura ketegangan semakin terasa. Apakah Rey serius? Akhirnya aku mengiyakan tantangannya, "Baiklah, dengan tambahan, selain 2 syarat yg tadi, kalian juga harus mau menjadi pesuruh kami! Gimana?" Kulihat para putra yg awalnya sangat pede langsung meragukan tantangan ini.
Rey cuma tersenyum, "Baiklah! Dimulai besok, ya! Tapi ingat 1 hal, kalau kalian kalah, kalian semua lah yg harus menjadi pesuruh kami. Sampai jumpa besok, Elliot." Rey pun bersama teman - temannya pulang. Aku cuma memandang teman - temanku sambil tersenyum.
Farissa lah yg sangat cemas, "Apa kamu bisa, El? Kamu mampu?" Aku cuma mengangguk lalu menyuruh mereka semua pulang.
Ya,
Besok hari baruku dimulai!
*TO BE CONTINUED*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar