Sebegitu inginnya teriak.
Sayangnya hanya bisa dalam hati.
Hanya bisa terisak.
Tak bisa mengungkapkan hingga mati.
Ingin bebas dari belenggu.
Hal - hal yg sangat mengganggu.
Sudah cukup hati ini berpura - pura tangguh.
Ketegaranku sudah jatuh.
Amarah dalam hati.
Tak berani mengungkapkan.
Menyiksaku hingga mati.
Tak sanggup melupakan.
Hanya bisa dalam mimpi.
Kukeluarkan semua amarahku.
Sudah kupikir kata - kata makian dengan rapi.
Tapi melihatmu membuatku takut.
Sadarlah!
Aku muak selalu salah dimatamu!
Aku muak hidupku diatur - atur olehmu!
Aku muak mendengar caci makimu!
Aku muak melihatmu menjadi manusia suci!
Sadarlah! Dengarlah!
Tidak kah kau tahu bagaimana hatiku mendengar caci makimu? Menganggapku selalu salah? Mengatur - atur hidupku?
Benci! Benci! Benci!
Aku muak menjadi bonekamu, capek!
Aku muak mendengar ocehanmu memarahiku, tapi seharusnya kau sadar kaupun sebenarnya begitu!
Tapi ...
Semuanya cuma di dalam hati.
Selalu, entah akan keluar atau tidak.
Amarah yang ditahan, tidak sanggup kukeluarkan.
Aku ingin bebas.
Aku ingin jauh darimu.
Bebaskan aku.
Kau, yang tidak pernah melihatku menangis.
Membuatmu berpikir aku bisa terima semua ini.
Kau tidak sesuci yang kau kira.
Tunggulah saatnya aku bebas darimu.
Aku ingin secepatnya.
Rasa bebas dalam hati sudah mengamuk.
Sudah capek melihatmu.
Tanpamu, amarah dalam hatiku hilang.
Hatiku terasa sangat terang.
Selamat tinggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar